Senin, 27 Januari 2020

Keseimbangan Rantai Nilai pada Pelaksanaan Realisasi Rencana Bisnis


Catatan Rencana Bisnis :
Keseimbangan Rantai Nilai pada Pelaksanaan Realisasi Rencana Bisnis

Oleh : Kardi Pakpahan*
Sebagaimana yang telah diketahui secara umum ada 4 rantai nilai yang terkandung dalam rencana bisnis, yaitu 1) Financial, yang masuk dalam domain ini antara lain target-target finansial, seperti pertumbuhan aset, target rasio-rasio keuangan, rasio NPL dan lain-lain; 2) Customer, yang masuk dalam bagian ini antara lain target mendapatkan customer baru, target mempertahankan Customer, target meningkatkan index atau tingkat kepuasan Customer, target meningkatkan nilai dari Customer, baik pada sisi funding, landing, maupun peoduk dan jasa usaha keuangan lainnya; 3) Internal proses, yang termasuk dalam hal ini seperti penyusunan dan penyempurnaan Kebijakan, Sistem dan Prosedur, pengembangan dan penyempurnaan perangkat lunak dan perangkat keras, pengembangan jaringan kantor, dan lain-lain; 4) Learning and Growth, yang masuk dalam zona ini seperti rekruitmen dan seleksi; sistem benefit dan konvensasi, pelatihan, pengembangan SDM, evaluasi kinerja, penyusunan dan penyempurnaan grading dan kepangkatan, penyempurnan ketentuan hubungan industrial, dan lain-lain.
Keempat rantai nilai tersebut harus seimbang atau balance setiap waktu, mulai dari awal bulan sampai akhir bulan dalam satu tahun buku, baik dalam bentuk goal, action plan, maupun schedule. Bila unsur kesetimbangan yang dimaksudkan berada pada posisi yang timpang kerapkalai target-target rencana bisnis tidak tercapai. Pada akhirnya tertundanya target pada satu bulan, lazimnya akan mengganggu pelaksanaan aksi strategis untuk merealisasikan rencana bisnis pada bulan berikutnya, yang pada akhirnya sering juga menjadi faktor yang menyebabkan target di akhir tahun, sesuai dengan ukuran rencana bisnis tidak tercapai juga.
Berangkat dari hal tersebut, untuk mencapai titik keseimbangan antar rantai nilai pada pelaksanaan rencana bisnis, maka perlu diperlukan beberapa hal. Sebagian diantaranya akan dikedepankan pada uraian berikut.
Pertama, motivasi yang prima. Motivasi atau dorongan, yang berfungsi meningkatkan kemauan setiap SDM (Sumber Daya Manusia) untuk bekerja keras dan melakukan berbagai usaha yang relevan merealisikan rencana bisnis memiliki peran yang sangat penting dan strategis. Oleh karena intu, kegiatan pelatihan, baik secara internal maupun eksternal, dari bagian terkait, perlu diprogramkan secara baik dari awal tahun, untuk memastikan tumbuhnya motivasi prima SDM yang dimaksudkan.
Kedua, teambuilding. Rencana bisnis bukanlah rencana kerja satu orang atau satu bagian, tetapi merupakan rencana kerja bersama, maka untuk memastikan adanya keseimbangan rantai nilai tersebut maka kerjasama atau teambuilding dipastikan dapat berjalan dengan baik.
Ketiga, fungsi pelatihan. Tujuan instruksional pelatihan menyangkut domail kemauan (willingness) dan kemampuan atau capacity dari setiap SDM untuk merealisasikan. Oleh karena itu, untuk mempercepat dan mengwujudkan kesetimbangan yang dimaksudkan, maka program dan pelaksanaan pelatihan yang relevan musti dijalankan dari awal tahun, bukan misalnya dilakukan hanya pada akhir tahun atau setelah tutup tahun buku.
Keempat, fungsi pengawasan. Acapkali ketidakseimbangan antar rantai nilai pada pelaksanaan rencana bisnis terjadi dikarenakan kurangnya pengawasan, baik secara internal maupun eksternal. Mengingat hal tersebut, perlu dipastikan bahwa pengawasan yang efektif, termasuk didalamnya memastikan bahwa rencana bisnis dilaksanakan secara baik perlu dilakukan secara kontiniu dan konsisten.
Kelima, evaluasi. Untuk memastikan realisasi rencana bisnis, maka perlu dilakukan evaluasi secara berkala. Manakala terjadi perlambatan maka perlu segera dilakukan percepatan, dan tatkala terjadi kekeliruan maka perlu diupayakan perbaikan. 
(*Penulis adalah Trainer &Advokat, WA = 0813-2895-0019, IG = kardi_pakpahan)